pagi-pagi sambil ngeblog makan buah matoa.. ajib bener deh... :) Apalagi matoanya metik sendiri dari pohon... siapa yang mau??? nah sob kali ini saya akan share mengenai buah Matoa nih....
tpi ini saya ambil di sebuah situs jejaring facebook dan ada yang kurang sih, kurangnya cuma buah ini tumbuh juga di sumatera khususnya di Rumbai-Pekanbaru dibelakang kontrakan ane... hehheehe :D
langsung ja deh ni artikelnya sekalian foto pas lagi makan (klik ReadMore..):
Buah Matoa dan Penikmat Matoa
Buah Matoa (Pometia pinnata) adalah buah khas asli Papua. Rasa buah ini manis seperti buah rambuatan atau buah kelengkeng. Pohon matoa tumbuh tinggi, dan kayu nya bisa untuk mebel atau kusen – kusen rumah. Buah ini merupakan buah musiman yang berbuah pada bulan September – Oktober. Matoa tumbuh di seluruh wilayah kepulauan Cenderawasih.
Rasa buahnya “ramai”, dan susah didefinisikan, seperti antara rasa buah leci dan buah rambutan. Ada juga yang merasakannya sangat manis seperti buah kelengkeng. Ada yang bilang manis legit. Ada lagi yang merasakan aromanya seperti antara buah kelengkeng dan durian. Pendeknya, buah matoa berasa enak, kata mereka yang suka.
Buahnya berbentuk bulat melonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang (keluarga Palem) dengan panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm, kulit licin berwarna coklat kehitaman bila masak (kalau masih muda berwarna kuning kehijauan, ada juga yang menyebut hijau-kekuningan). Kulit ari putih bening melekat pada biji, manis dan harum.
Selama ini orang mengenal buah matoa berasal dari Papua, padahal sebenarnya pohon matoa tumbuh juga di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa pada ketinggian hingga sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut. Selain di Indonesia pohon matoa juga tumbuh di Malaysia, tentunya juga di Papua New Guinea (belahan timurnya Papua), serta di daerah tropis Australia.
Di Papua, pohon matoa sebenarnya tumbuh secara liar di hutan-hutan. Ini adalah sejenis tumbuhan rambutan, atau dalam ilmu biologi disebut berasal dari keluarga rambutan-rambutanan (Sapindaceae). Sedangkan jenisnya dalam bahasa latin disebut pometia pinnata.
Di Papua New Guinea, buah matoa dikenal dengan sebutan Taun. Sedangkan di daerah-daerah lainnya, sebutannya juga bermacam-macam, antara lain : ganggo, jagir, jampania, kasai, kase, kungkil, lamusi, lanteneng, lengsar, mutoa, pakam, sapen, tawan, tawang dan wusel. Artinya, buah ini sebenarnya juga dijumpai di daerah-daerah lain di Indonesia.
Di Papua, pohon matoa yang semula tumbuh liar kini menjadi semakin naik gengsinya. Apalagi semenjak (mantan) presiden Megawati mencanangkan penanaman berbagai jenis pohon asli Indonesia seperti cempaka Aceh, meranti Kalimantan dan matoa Papua sebagai pohon lestari, di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, beberapa tahun yang lalu.
Maka, dapat dimaklumi kalau umumnya masyarakat Papua akan dengan bangga menyebut buah matoa sebagai buah khasnya propinsi Papua. Pohon ini berbunga sepanjang tahun, maka pohon matoa pun dapat dikatakan berbuah hampir sepanjang waktu. Oleh karena itu, buah matoa relatif mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional di Papua.
Kalau ingin merasakan buah Matoa asli ini, bisa langsung berkunjung ke Papua pada setiap bulan musim buah ini.
Atau kalau anda berminat untuk memiliki phonnya silahkan hubungi Bapak Ahmad
CP : 081346363324 atau 0542414272
tapi orang yang jual ini di luar kota Pekanbaru.
5 komentar:
Hah. jadi keingat kampung halaman saya.hehe
nak pekan ya sob??
datang berkunjung sekalian follow sob. ditunggu kunjungan,komentar+follback-Nya kawan. Salam persahabatan+kompak selalu kawan.
Hahah...sepertinya saya kenal tuh sama yang lagi makan buahnya :D
wah boleh dicoba tuh buah ?
belum pernah makan.............
mantap,gan,hehhe
Posting Komentar